Petunjuk atau sinyal selalu ada disekitar kita
Petunjuk atau sinyal selalu ada disekitar kita
By H.R. Sofuan M.Mengembangkan tingkat kesadaran dalam kehidupan sehari-hari
Dalam realitas
kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali sinyal atau petunjuk dari Tuhan yang
Maha Kuasa terhadap diri kita masing-masing yang berguna untuk proses
pengembangan diri . Petunjuk atau sinyal ini sering terlewatkan begitu saja oleh
kita.
Ada sebuah cerita
menarik yang saya alami beberapa saat yang lalu. Cerita ini terjadi saat
pertemuan dengan teman lama saya, kita
sebut saja sebagai ibu Yanti, di disebuah restoran di mall dibilangan Jakarta
Selatan. Pertemuan antara dua teman dan
keluarganya yang telah sekian lama tidak bertemu tentu biasanya membawa banyak
cerita. Mengenai kerjaan, anak-anak dan cerita mengenai teman-teman lama lainnya
yang sudah jarang bertemu.
Tetapi dari semua
nostalgia dan cerita-cerita itu, entah mengapa ada sebuah cerita, yang selalu diulang-ulang oleh ibu Yanti, yaitu
mengenai pembantu setianya, sebut saja sebagai mbok Ipeh. Pembantu ini bertahun-tahun
telah menemani mereka, sejak mereka baru menikah. Walaupun sangat setia dan pekerja keras, ada
satu hal yang kurang mereka senangi dari mbok Ipeh tersebut. Ia sering
mengeluh.
Ibu Yanti menceritakan (berkali-kali dan dengan semangat) bahwa
mboknya tersebut mengeluh dalam hal apapun, bisa mengeluh dalam hal yang kecil
maupun yang besar. Misalnya saat ibu Yanti pulang belanja dan membawa bonus
sabun ukuran kecil, mbok Ipeh menerimanya dengan ngedumel sambil berkata “itu
toko, ngasih hadiah kok kecil begini…pelit amat”. Atau pada saat lainnya, saat
kucing peliharaan ibu Yanti walaupun telah membuang kotoran ditempat yang telah
ditentukan, mbok Ipeh masih aja mengeluh dan ngedumel bahwa kotoran kucing itu,
beginilah, begitulah dsb. Atau pada saat lainnya, saat ibu Yanti membeli
makanan, mbok Ipeh sering mengeluh bahwa makanan yang baru dibeli tersebut
kurang enak dan sebagainya, dan sebagainya…..
Sebenarnya cerita-cerita tersebut diatas sering terdengar
dan terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Dan kami sekeluarga hanya tersenyum mendengarkan saja.
Dan kami sekeluarga hanya tersenyum mendengarkan saja.
Tetapi akhirnya saya harus menjawab saat ibu Yanti bertanya langsung
kepada saya,
“Bagaimana tuh? kesal deh aku, ada cara ngga ya mengurangi sifat si mbok?”,terpaksa saya memberikan jawaban,
”Kamu sedang apa barusan?”
“Ya…cerita mengenai mbok ku…piye sih??” jawab ibu Yanti dengan agak kesal.
“Cerita atau ngeluh?” tanya saya padanya
“Hmmmmm…..cerita, tapi, ngeluh juga ya….hahahahaha” jawab ibu Yanti sambil memukul kepalanya sendiri.
“Bagaimana tuh? kesal deh aku, ada cara ngga ya mengurangi sifat si mbok?”,terpaksa saya memberikan jawaban,
”Kamu sedang apa barusan?”
“Ya…cerita mengenai mbok ku…piye sih??” jawab ibu Yanti dengan agak kesal.
“Cerita atau ngeluh?” tanya saya padanya
“Hmmmmm…..cerita, tapi, ngeluh juga ya….hahahahaha” jawab ibu Yanti sambil memukul kepalanya sendiri.
Selanjutnya saya mencoba menerangkan kepada ibu Yanti bahwa
kita harus selalu coba melihat signal dan mawas diri. Mbok Ipeh dengan
kepribadian-sifatnya, yang selalu ada dalam realita kehidupan diri ibu Yanti
selama ini, dengan sadar atau tidak sadar merupakan buatan Ibu Yanti sendiri,
ia yang menarik mbok Ipeh dalam kehidupannya., dan mbok Ipeh bisa merupakan
refleksi atau cerminan dari ibu Yanti sendiri. Mbok Ipeh bisa saja merupakan petunjuk
atau sinyal bagi ibu Yanti untuk mawas diri dan melihat kedalam dirinya sendiri.
Ibu Yanti tanpa sadar bisa saja adalah seorang pengeluh juga.
Menjawab pertanyaan teman kami mengenai mbok Ipeh, akhirnya saya
hanya dapat memberi masukan agar terus mengingatkan mbok Ipeh untuk tidak
mengeluh dan selalu bersyukur.
Selanjutnya saya katakan kepada ibu Yanti,
bahwa yang lebih penting adalah agar dirinya yang harus selalu bersyukur menerima keadaan, apapun dan
bagaimanapun bentuknya. Dengan selalu bersyukur, dia akan, saat itu juga
menghilangkan keluhan-keluhan yang ada dalam dirinya.
Bersyukur merupakan senjata paling ampuh dalam meningkatkan
energi positif dan kesadaran dalam kehidupan kita.
Dan tentu saja yang paling menarik dari peristiwa itu adalah,
bahwa selain mbok Ipeh merupakan sinyal buat ibu Yanti, kami sendiri juga
mendapat sinyal dari Ibu Yanti.
Ia merupakan sinyal bagi saya sendiri, atau juga mungkin buat anggota keluarga saya yang sedang berada saat pertemuan itu dan mendengarkan Ibu Yanti bercerita..
Ia merupakan sinyal bagi saya sendiri, atau juga mungkin buat anggota keluarga saya yang sedang berada saat pertemuan itu dan mendengarkan Ibu Yanti bercerita..
Mungkin kami juga masih sering mengeluh atau masih kurang
kesadarannya untuk selalu bersyukur. Dengan adanya Ibu Yanti, kami mendapatkan
sinyal untuk menambah kesadaran kami akan sifat-sifat yang perlu diperbaiki
tersebut.
Masih banyak cerita-cerita sederhana yang terjadi disekitar
kehidupan kita sehari-hari. Dan anda seperti halnya saya, pasti sering mengalaminya. Tetapi mungkin
saya dan anda sering melewatkan saja kejadian sederhana yang sebenarnya mungkin
membawa petunjuk atau sinyal buat pengembangan diri kita.
Biasanya kita lebih mudah untuk mengenali sinyal atau petunjuk Tuhan yang bersifat lebih “heboh” dan melewatkan sinyal yang nampak sederhana menurut persepsi kita.
Biasanya kita lebih mudah untuk mengenali sinyal atau petunjuk Tuhan yang bersifat lebih “heboh” dan melewatkan sinyal yang nampak sederhana menurut persepsi kita.
Tapi sinyal adalah tetap sinyal, petunjuk adalah tetap
petunjuk, baik itu sederhana ataupun heboh. Yang diperlukan adalah
meningkatkan awareness atau kesadaran kita terhadap petunjuk atau sinyal itu.
Kita harus lebih peka untuk mendengar dan merasakan, dan menerimanya sebagai
sebuah input dalam proses untuk meningkatkan diri kita dalam menikmati
pengalaman hidup yang sedang kita jalani ini.
Komentar
Posting Komentar