Ruh - Akal - Nafsu pada diri Manusia

Akal dan Nafsu pada Manusia

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

RUH – AKAL – NAFSU PADA DIRI MANUSIA

.
Akal sendiri adalah bagian terpenting yang membedakan antara manusia dan binatang. Keutamaan manusia adalah karena selain dikarunia nafsu, ia juga dikaruniai akal sebagai suatu sarana untuk belajar dan terus belajar.
Nafsu pada diri manusia tumbuh lebih dahulu daripada akal, oleh karena itu jika kita perhatikan anak-anak kita, mereka selalu ingin agar apa yang diminta dituruti oleh orang tuanya. Bahkan harus menjerit jika kemauannya tidak terpenuhi.
Akal pada diri manusia berkembang sedikit demi sedikit untuk membangun kekuatan dan mulai bisa mengimbangi kekuatan pengaruh nafsu pada saat manusia berusia belasan tahun.
|
Namun demikian, proses tumbuh kembangnya akal pada diri manusia tak lepas dari bagaimana cara orang tua menumbuhkan anaknya.
Salah satu faktor terpenting agar akal bisa tumbuh dengan baik (dalam konsep Islam) adalah dengan memberikan makanan yang halal (dan baik).
Halal baik dari jenis makanannya maupun dari cara mendapatkannya.
Jadi, marilah kita berhati-hati dalam memberi makan anak kita agar nafsunya tidak mendominasi akalnya sehingga akan tumbuh generasi yang baik di kemudian hari.
Perlu diingat bahwa ada ketentuan manusia, hal ini nggak bisa dipungkiri bahkan sudah menjadi keharusan untuk dipercaya, sebab pada akhirnya manusia juga akan tunduk dan patuh pada ketentuan itu, ketentuan dari yang menciptakan manusia itu sendiri, yaitu Alloh SWT.
  • Wallohu kholaqokum wa ma ta’maluuna
  • (padahal Alloh lah yang telah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu. QS. Ash Shffat: 96).
Kalau dipahami lagi ayat tersebut diatas, adakah yang bisa dilakukan manusia..? rasanya tidak ada yang bisa dilakukan manusia selain berusaha, berdo’a dan menerima segala yang telah digariskan dalam kehidupanya.
  • Inna kulla syai’in kholaqnahu biqodarin
  • (sesungguhnya Kami menjadikan segala sesuatu itu dg ketentuan dan kepastian. QS. Al-Qomar : 49).
|

Dalam Diri Manusia Terdapat

Unsur manusia ada 2:  Lahir Dan Bathin.
Unsur batin manusia ada 3:  Ruh Akal, Dan Nafsu.
Detailnya dibahas di :
.
Nafsu ada 7 peringkat:
  • Ammarah – nafsu yang sangat jahat.
  • Lawwamah  – nafsu yang lemah mujahadah kerana itulah selalu sahaja mencerca dirinya.
  • Mulhamah – nafsu yang sudah mula terpimpin dan terdidik tapi belum kuat, belum mendarah mendaging, masih di dalam kebimbangan lagi Itulah nafsu orang yang soleh.
  • Nafsu Mutmainnah – nafsu yang sudah tenang. Ia tidak dapat lagi digugat oleh kesenangan maupun kesusahan, sudah dapat darjat wali kecil.
  • Nafsu Radhiah – nafsu yang sudah redha, apa saja yang telah ditentukan oleh Allah Taala sama ada senang maupun susah.
  • Nafsu Mardhiah – nafsu yang Tuhan pula redha.
  • Nafsu Kamilah  – Puncak dari kebersihan nafsu ini hanya ada pada rasul-rasul dan para nabi sahaja.
|
Akal pula ada 6 peringkat :
  • Akal Genius atau Abqari – Kekuatan berfikir yang luar biasa dan istimewa mungkin seratus juta seorang di dalam satu zaman.  Akal ini mampu membuat teori atau membuat penemuan-penemuan baru dikatakan membuat muatan satu ilmu.
  • Akal Cerdik – Mampu menghurai teori-teori tadi atau muatan hingga mudah difahami oleh banyak orang. Mungkin 10 juta seorang saja yang mendapat IQ ini.
  • IQ Cerdik Biasa – Dapat memahami sebagian apa yang sudah diurai dan diperjelas jika seseorang itu
    diberi pelajaran yang cukup.  Golongan ini agak banyak.
  • IQ Biasa – Tidak cerdik dan tidak pula bodoh, inilah yang terbanyak di dunia ini.
  • IQ Bodoh – Hanya faham yang asas-asas.
  • IQ Dungu - Perkara yang asas pun susah untuk mereka fahami.
|
Di antara kombinasi hati, akal dan nafsu ada beberapa yang menarik:
  • Ideal: Hati bersih & hidup, nafsu terdidik (minimal muthmainnah), akal kuat. Orang seperti ini akan dapat banyak membangun peradaban dunia & akhirat.
  • Biasa: Hati bersih & hidup, nafsu terdidik (minimal muthmainnah), akal lemah. Orang seperti ini selamat dunia akhirat, namun tidak dapat banyak berperanan secara fisik di dunia.
  • Berbahaya: Hati mati, nafsu tidak terdidik (amarrah), akal kuat / genius. Orang seperti ini akan sangat mampu merusak dunia. Orang seperti ini tidak selamat di akhirat dan merusak dunia.
  • Berbahaya: Hati mati, nafsu tidak terdidik (amarrah), akal lemah.  Orang seperti ini tidak selamat di akhirat namun kurang mampu merusak dunia
Hati dapat mempunyai sifat Buruk dan Baik.
Hati ini bisa mati/ kotor kalau tidak diberi Makanan hati yang baik
|

Ada tiga golongan manusia berdasarkan pada akal dan nafsunya

yaitu:
  1. Manusia yang nafsunya lebih dominan daripada akalnya.
  2. Manusia yang nafsu dan akal sama-sama dominan.
  3. Manusia yang akalnya lebih dominan daripada nafsunya.
Manusia golongan pertama – Akan cenderung menuruti keinginan hawa nafsunya. Segala sesuatu didasarkan hanya kepada nafsu semata. Nafsu akan cenderung memegang kendali penuh terhadap akalnya, bahkan aturan negara dan agama pun akan dilawannya bila tidak sesuai dengan kriteria nafsunya.
Secara umum, nafsu ini akan cenderung membawa manusia pada perbuatan yang negatif karena dominasinya terhadap akal. Manusia dalam golongan ini tidak akan pernah punya perasaan bersalah.
Manusia golongan kedua – Manusia yang kadang berbuat atau bertindak berdasarkan akal pada suatu kesempatan dan berdasarkan nafsu pada kesempatan lainnya. Ia akan bisa berbuat baik di suatu kesempatan dan berbuat jahat di kesempatan lainnya.
Ketika telah melakukan perbuatan jahat, ada kemungkinan akan timbul rasa bersalah dalam dirinya dan timbul hasrat untuk memohon ampunan. Namun demikian, ada kemungkinan ia akan mengulangi lagi perbuatan jahatnya di waktu yang lain.
Manusia golongan ketiga – Manusia yang cenderung berbuat baik di setiap kesempatan. Ini adalah kondisi ideal manusia, dimana akal mampu mengendalikan nafsu dan membawanya pada hal-hal yang positif sesuai dengan peraturan negara dan agama.
|
Tidak ada yang lain, selain manusia belajar manggunakan akalnya, belajar mengendalikan nafsunya, disisi lain manusia juga harus belajar menerima segala kemungkinan yang terjadi, yang baik ataupun yang buruk.
Dan itu merupakan hal yang paling bijak yang dapat dilakukan manusia. Dan yang pasti adalah bahwa segala yang terjadi dalam kehidupan manusia adalah yang terbaik menurut ketentuan  Alloh SWT.
|
|
Sumber :  Kombinasi-akal-nafsu-manusia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Sifat, Sikap dan Karakter

Makna dan Hakikat "Hidayah-Taufiq"

Bahasan Qolbu