Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2013

Kesadaran Kerja dalam Islam

Gambar
Kesadaran Kerja dalam Islam Siapa yang tidak mau rizki? Suatu pertanyaan yang sangat kontradiktif sekali. Sebenarnya, mengapa kita mau bekerja, berusaha, dalam mencapai sesuatu merupakan suatu akses untuk kita mendapatkan rizki. Lantas, apakah dengan berpaku tangan kita dapat menjadi orang yang sukses dengan gelar-gelar tertentu yang kita semua inginkan?           Kesadaran Kerja dalam Islam Kebanyakan persepsi masyarakat di era globalisasi salah mendefinisikan makna kesadaran kerja. "Yang terpenting kebutuhan terenuhi, tidak miskin, tidak dicemooh sebagai pengangguran" dan banyak alasan lagi. Sementara Islam tidak mengajarkan bekerja di luar batas kemampuan kita. Atau mungkin hanya sekedar angan-angan kosong yang kita hanya bisa membayangkan apa yang kita inginkan tanpa tindakan lebih lanjut.   Dalam dunia Islam telah dikenal dengan istilah etos kerja, yakni suatu sikap mental dalam menghayati pekerjaan kita dan bersungguh-

"Dzikirulloh"

 "Dzikir dalam kesadaran utuh seorang insan" (kumpulan tulisan Ust. Abu Sangkan yg berkaitan dgn dzikir, ataupun tentang khusu’ nya shalat) Kita mengetahui bagaimana bintang-bintang itu beredar pada porosnya sebagaimana mengetahui tumbuh-tumbuhan, gunung-gunung berdiri dan bergerak mengikuti sunnah-Nya, sesungguhnya semuanya itu bersujud dan bertasbih kepada khaliknya. Akan tetapi kita tidak mengetahui bagaimana cara mereka bersujud dan bertasbih.   Firman Allah :   “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti mereka. Sesungguhya Dia adalah maha penyantun lagi maha Penyayang” (QS 17:44) "Kemudian Dia mengarah kepada langit yang masih berupa kabut lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi. silahkan kalian mengikuti perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Jawab mereka “Kami mengikuti dengan suka hati

Perjalanan Hidup Manusia

Gambar
Perjalanan Hidup Manusia     oleh: Iman Santoso, Lc   dakwatuna.com – Kehidupan manusia merupakan perjalanan panjang, melelahkan, penuh liku-liku, dan melalui tahapan demi tahapan. Berawal dari alam arwah, alam rahim, alam dunia, alam barzakh, sampai pada alam akhirat yang berujung pada tempat persinggahan terakhir bagi manusia, surga atau neraka. Al-Qur’an dan Sunnah telah menceritakan setiap fase dari perjalanan panjang manusia itu. Al-Qur’an diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. berfungsi untuk memberikan pedoman bagi umat manusia tentang perjalanan (rihlah) tersebut. Suatu rihlah panjang yang akan dilalui oleh setiap manusia, tanpa kecuali. Manusia yang diciptakan Allah swt. dari tidak ada menjadi ada akan terus mengalami proses panjang sesuai rencana yang telah ditetapkan Allah swt. Saat ini ada dua teori yang menyesatkan orang banyak. Al-Qur’an dengan tegas membantah teori itu. Pertama, teori yang mengatakan manusia ada dengan sendirinya. Diba